Sunday 6 January 2019

Struktur Akar



  STRUKTUR  AKAR

 Akar terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut:

1Akar Cabang 


        Dikenal pula sebagai akar lateral akar lateral termuda berada didekat ujung akar tekstur tanah mempengaruhi percabangan akartumbuhan yang harus tumbuh pada tanah yang keras dan kering umumnya memiliki cabang akar yang lebih sedikit dibandingkan dengan tumbuhan yang hidup pada kondisi tanah yang lembab dan lunak

  Rambut Akar 


      Sel epidermis yang tumbuh menonjol ke luar dekat dengan ujung akar, waktu hidup singkat.Terbentuk pada daerah pendewasaanJumlah banyak, ukuran pendek. Fungsi : meningkatkan kapasitas penyerapan air dan mineral memperluas permukaan kontak dengan tanah

    Tudung Akar


             Lapisan pelindung tersusun atas beberapa lapis sel yang melindungi meristem apeks akarKetika akar tumbuh menembus tanah, sebagian sel pada tudung akar akan rusak da ndigantikan dengan sel yang baru. Tudung akar terdiri atas dua tipe sel yaitu:
  1.     Sel kolumela, Tersusun atas sel memanjang yang mengandung sekitar 1 -30 amiloplarespons terhadap gaya gravitasi.
  2.      Sel perifer / tepi Terdiferensiasi dari sel selkolumela Terletak di sekeliling kolumela Sebagian besar sel akan terlepas dari tudung akar ketika akar tumbuh menembus tanah

loading...



4Meristem Apeks Akar

Adalah daerah tumbuh dan perkembangan yang terdapat pada bagian ujung akar. Meristem apek  terbagi menjadi menjadi tiga daerah, yaitu    :
  1. Daerah Pembelahan sel, tersusun atas sel -sel bersifat meristematik aktif mengalami pembelahan mitosi
  2. Daerah pemanjangan sel, tersusun atas sel –sel yang mengalami pemanjangan.Adanya pemanjangan sel menyebabkan terdorong ke dalamtanah Pada daerah pemanjangan terlihat tiga macam jaringan yaituProkambium, Meristem dasar dan Protoderm
  3. Daerah pendewasaan sel, tersusun tersusun atas sel-sel yang mulai mengalami proses diferensiasi sampai sel berkembang menjadi bentuk sel dewasa. Pada bagian epidermis telah tampak adanya rambut-rambut akar












Jaringan Syaraf dan Neuroglia



JARINGAN SYARAF  DAN NEUROGLIA

Jaringan saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Sel saraf ini mempunyai struktur bercabang-cabang ke berbagai bagian tubuh untuk mengatur aktivitasnya. Neuron mendapat suplai makanan melalui sel neuroglia yang menyelubunginya. Neuron terdiri atas bagian-bagian berikut.
a.       Badan sel saraf yang mengandung inti sel dan neuroplasma.
b.      Neurit atau akson atau cabang panjang, berfungsi membawa impuls meninggalkan badan sel saraf.
c.       Dendrit atau cabang pendek, berfungsi membawa impuls ke badan sel saraf.

Susunan neuron dapat Anda amati pada Gambar 1.

Gambar 1. Sel saraf
 Akson dikelilingi oleh sel penyokong yang disebut sel Schwann. Akson diselubungi oleh selaput yang dinamakan neurilema. Sebelah dalam neurilema terdapat selubung mielin yang mengandung fosfolipid. Bagian akson yang tidak tertutup oleh selubung mielin dinamakan nodus Ranvier. Akson bercabang di dekat ujung (terminal akson). Titik pertemuan antara terminal akson yang satu dengan neuron yang lain disebut sinapsis. Titik pertemuan (sinapsis) ini berfungsi meneruskan rangsang ke sel saraf yang lain dengan cara mengeluarkan bahan kimia yang disebut neurotransmiter.

Badan sel saraf memiliki sebuah inti dan bangun perikarion yang berhubungan dengan akson membentuk huruf V, yang dinamakan aksonhillok. Retikulum endoplasma dan ribosom membentuk granula yang dinamakan badan nissl. Perhatikan Gambar 2., Gambar 3., dan Gambar 4. Berdasarkan cara memindahkan rangsang dan posisi yang ditempati, neuron dibedakan menjadi tiga sebagai berikut.

a.    Neuron Afferent (Neuron Sensorik)
Neuron afferent menyampaikan pesan dari organ ke saraf pusat, baik sumsum tulang belakang atau otak. Oleh karena itu, penerima rangsang ini sering disebut juga neuron sensorik.
Gambar 2. Neuron sensorik (Afferent)
b.   Neuron Intermedier (Interneuron)
Neuron intermedier menyampaikan impuls dari neuron sensorik atau dari neuron intermedier yang lain ke neuron motorik. Antara saraf satu dengan yang lain saling berhubungan. Antara saraf yang satu dengan lainnya di hubungkan oleh akson. Hubungan antara sesama saraf melalui titik temu antara ujung akson neuron yang satu dengan dendrit neuron yang lain, yang disebut dengan sinaps. Fugsi sinaps adalah meneruskan rangsang dari sel saraf yang satu ke sel saraf yang lain. Sinaps mengeluarkan zat untuk mempermudah meneruskan rangsang yang disebut neurotransmitter.


Gambar 3. Interneuron
c.    Neuron Efferent (Neuron Motorik)
Neuron efferent meneruskan impuls saraf yang diterima dari neuron intermedier. Pesan yang dikirim menentukan tanggapan tubuh terhadap rangsang yang diterima oleh neuron aferen. Dendrit dari neuron eferen menempel di otot sehingga sering disebut juga neuron motorik.

 Gambar 4. Neuron motorik (Efferent)

Badan sel saraf terletak di pusat saraf dan ganglion. Ganglion adalah kumpulan badan sel saraf yang letaknya tertentu, misalnya di kiri-kanan sumsum tulang belakang. 

Fungsi Jaringan Saraf
Sel saraf mempunyai beberapa fungsi berikut.
a.       Merespon perubahan lingkungan (iritabilitas).
b.      Membawa impuls-impuls saraf (pesan) ke pusat saraf maupun sebaliknya (konduktivitas).
c.       Bereaksi aktif terhadap rangsang yang datang berupa gerakan pindah atau menghindar.


NEUROGLIA
  • Sistem saraf manusia merupakan suatu  jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus, dan saling berhubungan satu dengan yang lain.
  • Jaringan saraf tersebut terdiri dari Neuroglia dan Neuron (sel saraf).
  • Kedua jenis sel tersebut demikian erat berkaitan dan terintegrasi satu sama lainnya sehingga secara bersama–sama berfungsi sebagai satu unit.
Neuroglia ( berasal dari kata ‘nerve glue’ )  yang pertama kali diperkenalkan oleh Rudolf Virchow pada tahun 1854.
Neuroglia tersusun atas berbagai macam sel yang secara keseluruhan menyokong, melindungi dan berperan sebagai sumber nutrisi bagi sel saraf (Neuron), baik pada susunan saraf pusat  (SSP) maupun pada susunan saraf tepi (SST).Sel-sel glia memegang peranan sangat penting dalam menunjang aktivitas neuron.Sel ini sangat penting bagi integritas struktur sistem saraf dan bagi fungsi normal neuron.Sel-sel glia mengelilingi badan sel, akson, dan dendrite.Selain itu, sel glia juga ditemui dalam ruang interseluler.Sel-sel glia menyediakan lingkungan mikro yang sesuai untuk aktivitas neuron.Neuroglia menyusun 40 % volume otak dan medulla spinalis.Namun demikian, secara keseluruhan jumlah Neuroglia lebih banyak dari neuron.Jumlah neuroglia bisa 10 – 50 kali lebih banyak dari jumlah neuron.
Di dalam SSP, ada tiga Neuroglia penting yang berhasil diidentifikasi yaitu:
    1. Oligodendrosit
    2. Astrosit
    3. Mikroglia
Sementara itu, dalam SST ditemukan satu jenis Neuroglia, yaitu sel Schwann yang berperan sebagai  pelindung dan penyokong neuron dalam SST.
ASTROSIT
Astrosit atau Astroglia berfungsi sebagai “sel pemberi makan“ bagi neuron yang ada di dekatnya.
Astrosit dibedakan atas:
    1. Astrosit dengan beberapa juluran panjang disebut astrosit fibrosa dan berlokasi di substansia putih.
    2. Astrosit protoplasmatis, dengan banyak cabang-cabang pendek ditemukan dalam substansi kelabu.
Badan sel Astrosit berbentuk bintang dengan banyak tonjolan dan kebanyakan berakhir pada pembuluh darah sebagai kaki ‘perivaskular’ atau ‘foot processes’.
Astrosit juga membentuk dinding perintang antara aliran kapiler darah dengan neuron, sekaligus  mengadakan pertukaran zat di antara keduanya. Dengan cara inilah sel–sel saraf terlindungi dari substansi yang berbahaya yang mungkin saja terlarut dalam darah. Namun demikian, fungsi astrosit sebagai benteng darah otak  tersebut masih memerlukan pemastian lebih lanjut, karena diduga celah endothel kapiler darahlah yang lebih berperan sebagai benteng darah otak.

OLIGODENDROSIT
Oligodendrosit merupakan sel glia yang berperan membentuk selaput mielin dalam SSP. Sel ini mempunyai lapisan dengan substansi lemak yang mengelilingi serabut-serabut akson sehingga terbentuk selubung mielin.Dibanding astrosit, oligodendrosit mempunyai badan sel yang relatif lebih kecil.


MIKROGLIA
Mikroglia adalah sel kecil yang bentuknya memanjang dengan juluran-juluran pendek yang ireguler.Dibanding oligodendrosit, mikroglia mempunyai badan sel yang relatif lebih kecil.
Inti sel dari mikroglia berbentuk panjang dan padat, berbeda dengan inti sel dari sel glia lainnya yang berbentuk bulat.Mikroglia mempunyai sifat-sifat phagocyte yang bertujuan menyingkirkan serpihan–serpihan yang dapat berasal dari sel–sel otak yang mati, bakteri dan lain – lain. Mikroglia ini ditemukan di seluruh bagian SSP dan dianggap berperanan penting dalam proses melawan infeksi.



Saturday 5 January 2019

Tugas Praktikum Lalat Buah


LALAT BUAH Drosophilla Annanase


A.      Dasar Teori
Menurut Iskandar (1987) Drosophila melanogaster memiliki klasifikasi phylum Arthropoda, kelas Insecta, ordo diptera, sub ordo Cyclorrhapha, series Acalyptrata, familia Drosophilidae dan genus Drosophila (Strickberger, 1962). Drosophila melanogaster (lalat buah) adalah suatu serangga kecil dengan panjang dua sampai lima milimeter dan komunitasnya sering kita temukan di sekitar buah yang rusak atau busuk.

Menurut Pallister (2003: 265) Drosophila sangat tertarik pada buah-buahan dan sayuran yang membusuk. Di pasar terdapat beranekaragam jenis buah-buahan dan sayuran. Disisi lain, populasi Drosophila sp. dari tahun ke tahun, juga mengalami dinamika, sejalan dengan perkembangan suatu daerah. 

Menurut Nur Aini  (2008) Drosophila melanogaster (lalat buah) merupakan salah satu jenis serangga family Drosophilidae. Drosophila melanogaster berperan penting dalam perkembangan Ilmu Biologi dan dalam mempelajari dasar-dasar genetika. Selain itu, Drosophila melanogaster juga berpotensi sebagai makanan burung walet karena serangga ini memiliki protein cukup tinggi (63,25%). Pakan berprotein tinggi sangat berperan terhadap kualitas produksi sarang burung walet. Selain itu siklus reproduksi D. melanogaster sangat cepat. Sehubungan dengan hal tersebut untuk mencapai produktivitas Drosophila melanogaster optimal sangat penting didukung dengan pemberian makanan sesuai dengan kebutuhannya.

Menurut Manning (dalam Cahya, 2012) Pupa yang baru terbentuk awalnya bertekstur lembut dan putih seperti kulit larva tahap akhir, tetapi secara berlahan akan mengeras dan warnanya gelap (Demerec dan Kaufmann, 1961). Diatas dari empat hari, tubuh pupa tersebut sudah siap dirubah bentuk dan diberi sayap dewasa, dan akan tumbuh menjadi individu baru setelah 12 jam (waktu perubahan fase diatas berlaku pada suhu 25C).

B.       Alat dan Bahan
1.      Alat :           a) Botol selai
                      b) Tutup botol dari spons atau gabus
                      c) Selang kecil
                      d) Lup
                      e) Cawan petri
                      f) Botol fial kecil
            2. Bahan :        a) Pisang
                                    b) Alkohol
                                    c) Kapas
                                    d) Lalat Buah Drosophilla annanase
C.      Cara Kerja
1.      Memasukkan pisang setengah busuk ke dalam botol selai sebagai umpan.
2.      Menangkap lalat buah Drosophilla annanase dari masing-masing kelompok pada daerah masing-masing
3.      Mengidentifikasi lalat buah Drosophilla annanase :
a)      Mengambil kapas dan beri sedikit alkohol
b)      Memasukkan kapas yang sudah diberi alkohol ke dalam botol fial
4.      Mengambil lalat buah Drosophilla annanase dari dalam botol selai menggunakan selang plastik kecil (disedot lalatnya).
5.      Meletakkan lalat buah Drosophilla annanase kedalam botol fial.
6.      Setelah lalat buah Drosophilla annanase terbius, kemudian melihat jantan dan betina menggunakan Lup.
7.      Jantan (terdapat sex comb/sisir kelamin pada laki) betina tidak terdapat sex comb.
8.      Ukuran tubuh betina lebih besar dibandingkan ukuran tubuh jantan.
9.      Setelah di dapat lalat buah Drosophilla annanase jantan dan betina, maka sepanjang lalat buah (1 jantan, 1 betina) tersebut dimasukkan kedalam botol selai.
10.  Menutup botol dengan gabus.
11.  Melihat setiap hari apakah muncul larva instar 1, 2, 3, 4, sampai pupa yang menghitam.
12.  Setelah pupa menetas, maka di hari pertama pupa tersebut menetas langsung dihitung jantan dan betina dengan perlakuan yang sama seperti di atas.
13.  Kemudian lalat buah Drosophilla annanase yang telah dihitung dilepaskan.

 D.      Hasil
a.       Data foto


     a.       Larva instra 1



     b.      Larva instra 2


     c.       Larva instra 3



     d.      Pre pupa


e.       Sex comb pada lalat jantan

b.      Data F1

No
Hari / Tanggal
Keterangan
1
Senin / 17-12-2012
Menyatukan lalat buah jantan dan betina
2
Kamis / 20-12-2012
Menjadi larva instar 1
3
Jum’at / 21-12-2012
Menjadi larva instar 2
4
Minggu / 23-12-2012
Menjadi larva instar 3 sebanyak 26
5
Selasa / 25-12-2012
Menjadi pre pupa dengan jumlah jantan 12 ekor dan betina 8 ekor

D.      Pembahasan
Berdasarkan data hasil pengamatan yang telah dilakukan terhadap persilangan Drosophilla annanase didapatkan hasil F1 dengan jumlah betina 8 ekor dan jantan sebanyak 12 ekor. Dengan langkah awal memisahkan dan membedakan jantan dan betina berdasarkan bentuk fisik, bantuan lup, dan mikroskop. Lalat buah jantan dan betina yang telah dipisahkan kemudian dijadikan satu tempat yang didalam tempat tersebut telah diberi buah. Sepasang lalat buah tersebut nantinya akan mendapatkan keteurunan f1 dan dapat bertahan hidup.
     Klasifikasi ilmiah drosophilla annanase :
Kerajaan   : Animalia
Filum        : Arthopoda
Kelas        : Insecta
Familli      : Diptera
Genus       : Drosophilla
Spesies     : Drosophilla annanase
Drosophila merupakan spesies lalat buah yang penyebarannya sangat luas. Famili Drosophilidae, tidak tergolong hama bagi tanaman, tetapi dapat menjadi sumber gangguan domestik pada penyimpanan buah-buahan, dan sebaliknya sangat bermanfaat dibidang pendidikan terutama bidang ilmu genetika. Drsophila yang umum dikenal adalah Drosophila melanogaster, akan tetapi jarang ditemukan di Indonesia. Lalat buah merupakan salah satu jenis serangga yang merusak tanaman pertanian dan sangat merugikan, dapat merusak karena lalat buah bisa mengakibatkan buah dan sayur menjadi berulat sehingga tidak bisa dikonsumsi, dan merugikan karena bisa menurunkan penghasilan di bidang pertanian.
Lalat buah dan Artrophoda lainnya mempunyai kontruksi modular, suatu seri segmen yang teratur. segmen ini menyusun tiga bagian tubuh utama, ayitu; kepala, thoraks, dan abdomen. seperti hewan simetris bilateral lainnya, Drosophila ini mempunyai poros anterior dan posterior (kepala-ekor) dan poros dorsoventral (punggung-perut). Pada Drosophila, determinan sitoplasmik yang sudah ada di dalam telur memberi informasi posisional untuk penempatan kedua poros ini bahkan sebelum fertilisasi. setelah fertilisasi, informasi dengan benar dan akhirnya akan memicu struktur yang khas dari setiap segmen.
Metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorfosis sempurna, yaitu dari telur – larva instar I – larva instar II – larva instar III – pupa – imago. Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat fertilisasi sampai pada saat larva muda menetas dari telur dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam. Dan pada saat seperti ini, larva tidak berhenti-berhenti untuk makan.
Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut perkembangan postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual dengan perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada perkembangan secara seksual terjadi pada saat dewasa.
Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan di permukaan makanan. Betina dewasa mulai bertelur pada hari kedua setelah menjadi lalat dewasa dan meningkat hingga seminggu sampai betina meletakkan 50-75 telur perhari dan mungkin maksimum 400-500 buah dalam 10 hari. Telur Drosophila dilapisi oleh dua lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis yang mengelilingi sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di bagian luar dan di anteriornya terdapat dua tangkai.tipis. Korion mempunyai kulit bagian luar yang keras dari telur tersebut.
Larva Drosophila berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing, dan menggali dengan mulut berwarna hitam di dekat kepala. Untuk pernafasan pada trakea, terdapat sepasang spirakel yang keduanya berada pada ujung anterior dan posterior. Saat kutikula tidak lunak lagi, larva muda secara periodik berganti kulit untuk mencapai ukuran dewasa. Kutikula lama dibuang dan integumen baru diperluas dengan kecepatan makan yang tinggi. Selama periode pergantian kulit, larva disebut instar. Instar pertama adalah larva sesudah menetas sampai pergantian kulit pertama. Dan indikasi instar adalah ukuran larva dan jumlah gigi pada mulut hitamnya. Sesudah pergantian kulit yang kedua, larva (instar ketiga) makan hingga siap untuk membentuk pupa. Pada tahap terakhir, larva instar ketiga merayap ke atas permukaan medium makanan ke tempat yang kering dan berhenti bergerak. Dan jika dapat diringkas, pada Drosophila, destruksi sel-sel larva terjadi pada prose pergantian kulit (molting) yang berlangsung empat kali dengan tiga stadia instar : dari larva instar 1 ke instar II, dari larva instar II ke instar III, dari instar III ke pupa, dan dari pupa ke imago.
       Drosophilla annanase jantan dan betina dapat dibedakan secara morfologi. Jika dilihat dari ukuran badan, betina memilki ukuran tubuh yang lebih besar dari jantan. Ada beberapa tanda yang dapat digunakan untuk membedakan lalat jantan dan betina, yaitu bentuk abdomen pada lalat betina kecil dan runcing, sedangkan pada jantan agak membulat. Tanda hitam pada ujung abdomennya juga bisa menjadi ciri dalam menentukan jenis kelamin lalat ini tanpa bantuan mikroskop. Ujung abdomen lalat jantan berwarna gelap, sedang pada betina tidak. Jumlah segmen pada lalat jantan hanya 5, sedang pada betina ada 7. Lalat jantan memiliki sex comb, berjumlah 10, terdapat pada sisi paling atas kaki depan, berupa bulu rambut kaku dan pendek. Lalat betina memiliki garis hitam pada permukaan atas abdomen, sedangkan pada lalat jantan hanya 3 garis hitam. Tubuh lalat jantan lebih kecil dibandingkan betina dengan tanda-tanda secara makroskopis adanya warna gelap pada ujung abdomen, pada kaki depannya dilengkapi dengan sisir kelamin yang terdiri dari gigi hitam mengkilap.

E.       Kesimpulan
       Berdasarkan data hasil pengamatan dan pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa lalat buah Drosophilla annanase merupakan lalat yang gemar mengerumuni buah yang sudah masak. Perbedaan lalat buah jantan dna batina secara kasat mata dapat dilihat dari bentuk tubuh betina yang lebih besar dari jantan. Keturunan F1 yang dihasilkan yaitu berjumlah 20 ekor yang terdiri dari 12 ekor lalat  jantan dan 8 ekor lalat betina. Metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorfosis sempurna, yaitu dari telur – larva instar I – larva instar II – larva instar III – pupa – imago.

Daftar Pustaka
Cahya. 2012. ( online).http://cahyadiblogsan.blogspot.com/2012/04/drosophila-melanogaster.html. Diakses pada 5 januari 2013
Iskandar, D.T. 1987. Petunuk Praktikum Genetika Pusat Antar Universitas Bidang Ilmu Hayati, ITB Bandung.
Nur Aini. 2008. Kajian Awal Kebutuhan Nutrisi Drosophila melanogaster. Skripsi. Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor
Pallister, J. 2003. Ilmu Pengetahuan Populer Jilid 6. Glolier International INC .  Jakarta.








Struktur Akar

   STRUKTUR  AKAR   Akar terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut: 1 Akar Cabang           Dikenal pula sebagai akar ...