Mekanisme Gerak
Otot
Dari hasil
penelitian dan pengamatan dengan mikroskop elektron dan difraksi sinar X,
Hansen dan Huxly (l955) mengemukkan teori kontraksi otot yang disebut model
sliding filaments. Model ini menyatakan bahwa kontraksi didasarkan
adanya dua set filamen di dalam sel otot kontraktil yang berupa filament aktin
dan filamen miosin.. Rangsangan yang diterima oleh asetilkolin menyebabkan
aktomiosin mengerut (kontraksi). Kontraksi ini memerlukan energi. Pada waktu
kontraksi, filamen aktin meluncur di antara miosin ke dalam zona H (zona H
adalah bagian terang di antara 2 pita gelap).
Dengan
demikian serabut otot menjadi memendek yang tetap panjangnya ialah ban A (pita
gelap), sedangkan ban I (pita terang) dan zona H bertambah pendek waktu
kontraksi. Ujung miosin dapat mengikat ATP dan menghidrolisisnya menjadi
ADP. Beberapa energi dilepaskan dengan cara memotong pemindahan ATP ke miosin
yang berubah bentuk ke konfigurasi energi tinggi. Miosin yang berenergi tinggi
ini kemudian mengikatkan diri dengan kedudukan khusus pada aktin membentuk
jembatan silang. Kemudian simpanan energi miosin dilepaskan, dan ujung miosin
lalu beristirahat dengan energi rendah, pada saat inilah terjadi relaksasi.
Relaksasi ini mengubah sudut perlekatan ujung myosin menjadi miosin ekor. Ikatan
antara miosin energi rendah dan aktin terpecah ketika molekul baru ATP
bergabung dengan ujung miosin. Kemudian siklus tadi berulang Iagi.
Sumber Energi untuk Gerak Otot
ATP (Adenosht
Tri Phosphat) merupakan sumber energi utama untuk kontraksi otot. ATP berasal
dari oksidasi karbohidrat dan lemak. Kontraksi otot merupakan interaksi antara
aktin dan miosin yang memerlukan ATP.
ATP
—- ADP + P
Aktin
+ Miosin ————————- Aktomiosin
ATPase
Fosfokreatin merupakan persenyawaan fosfat berenergi tinggi
yang terdapat dalam konsentrasi tinggi pada otot. Fosfokreatin tidak dapat
dipakai langsung sebagai sumber energi, tetapi fosfokreatin dapat memberikan
energinya kepada ADP.
kreatin
Fosfokreatin + ADP —————– keratin + ATP
Fosfokinase
Pada otot lurik jumlah fosfokreatin lebih dari lima kali
jumlah ATP. Pemecahan ATP dan fosfokreatin untuk menghasilkan energy tidak
memerlukan oksigen bebas. Oleh sebab itu , fase kontraksi otot sering disebut
fase anaerob.
Adsense ne kok gaenek nga ?
ReplyDeleteSaiki jajal delok
ReplyDelete