ADAPTASI
TUMBUHAN
I.
TOPIK :
Adaptasi
II.
HARI / TANGGAL :
Selasa, 1 November 2011
III.
TUJUAN :
Mengamati berbagai macam morfologi pada morfologi xerofit, hidrofit dan mesofit.
IV.
KAJIAN PUSTAKA
Adaptasi morfologi adalah
penyesuaian bentuk tubuh, struktur tubuh atau alat-alat tubuh organisme
terhadap lingkungannya. Perubahan atau adaptasi morfologi merupakan salah satu
bentuk adaptasi yang mudah diamati karena merupakan perubahan bentuk luar.
Berdasarkan kemampuan penyerapan air, tumbuhan dibedakan menjadi tumbuhan
xerofit, hidrofit, higrofit, halofit dan mesofit.
Xeroflt, yaitu tumbuhan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan yang
kering, contohnya kaktus. Cara adaptasi xerofit. antara lain mempunyai daun
berukuran kecil atau bahkan tidak berdaun (mengalami modifikasi menjadi duri),
batang dilapisi lapisan lilin yang tebal, dan berakar panjang sehingga
berjangkauan sangat luas.
Hidrofit, yaitu tumbuhan yang mempunyai kemampuan dan menyesuaikan diri
untuk hidup pada lingkungan berair, contohnya Eicchornia crassipes , teratai.
Cara adaptasi hidrofit, antara lain berdaun lebar dan tipis, serta mempunyai
banyak stomata.
Higrofit, yaitu tumbuhan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan lembap,
contohnya tumbuhan paku dan lumut.
Halofit, yaitu golongan tumbuhan yang
mempunyai kemampuan untuk hidup di lingkungan dengan kadar garam tinggi. Ex :
Bakau, Nipah.
Mesofit yaitu golongan tumbuhan yang mempunyai kemampuan untuk hidup di
lingkungan yang cukup air. Ex : Coffea, Coklat.
1.
Tumbuhan Xerofit
Tumbuhan Xerofit yaitu tumbuhan yang hidup pada
daerah yang kekurangan air/minim air. Contohnya Kurma dan Kaktus. Daun kecil
berbentuk duri untuk mengurangi penguapan. Batang sukulen yang kaya akan air.
Lapisan kutikula tebal untuk mengurangi penguapan. Berakar serabut yang sangat
panjang untuk mencari air dan hara mineral di dalam tanah. Kloroplas hanya pada
bagian tepi sel, bagian tengah berisi air . terdapat empulur, kotreks dan
epidermis yang tebal. Tipe stomata parasitik.
2.
Tumbuhan Hidrofit
Tumbuhan hidrofit merupakan tumbuhan yang hidupnya
berada di dalam air. Adaptasi strukturalnya terkait dengan kandungan air yang
tinggi dan kekurangan ketersediaan oksigen. Dikategorikan dalam 3 hal, yaitu :
tumbuhan melayang, tumbuhan terapung, tumbuhan tenggelam.
Adapun beberapa faktor yang
mendorong tanaman hidrofit mengalami adaptasi khusus terhadap habitatnya adalah
kelebihan air dan medium kurang menunjang terhadap pertumbuhan tanaman.
Tumbuhan hidrofit melakukan beberapa adaptasi khusus, yaitu:
- Reduksi jaringan pelindung (epidermis), epidermis
beralih fungsi bukan sebagai pelindung tetapi berfungsi untuk penyerapan
gas dan nutrient langsung karena dinding selulosa dan kutikulanya tipis.
tidak punya stomata (tumbuhan hidrofit tenggelam), pertukaran gas langsung
melalui dinding sel.
- Reduksi jaringan penguat (sklerenkim), Memiliki
sedikit atau bahkan tidak mempunyai jar. Skerenkim. Air memberi kekuatan
dan melindungi tumbuhan dari kerusakan.
- Reduksi jaringan pengangkut, xilem memperlihatkan
pereduksian yang paling besar dan floem berkembang cukup baik.
- Reduksi jaringan penyerap. sistem akar kurang
berkembang dan bulu akar serta tudung akar tidak ada.
- Terdapat pengembangan ruang-ruang udara yang
spesial (aerenkim). Terdapat pada daun dan batang hidrofit, menyediakan
atmosfir internal bagi tumbuhan, memberikan pelampung bagi tumbuhan untuk
mengapung , menyimpan udara oksigen dan karbondioksida.
Ciri-ciri tumbuhan Hidrofit jika dilihat dari
morfologinya adalah memiliki batang yang berongga, umumnya struktur batang
lunak, akar tidak berkembang dan tidak memiliki tudung akardan terdapat stomata
dalam jumlah yang sedikit. Ciri anatominya adalah memiliki lebih dari satu
aerenkim, tidak memiliki kutikula dan adanya lakuna yang besar dan banyak.
3.
Tumbuhan Halofit
Tumbuhan halofit merupakan tumbuhan pantai yang
hidup pada kondisi selalu tergenang ataupun terkadang tergenang air laut.
Tumbuhan ini hidup pada kondisi kadar salinitas air laut yang tinggi. Oleh
karena itu, tumbuhan pantai umumnya memiliki adaptasi yang unik terhadap kondisi
lingkungan tersebut.
Adapun bentuk adaptasinya adalah memiliki jaringan aerenkim dengan ruang antar
sel yang besar dan jaringan pembuluh tersebar. Flora mangrove menyerap air
tetapi mencegah masuknya garam, melalui saringan (ultra filter) yang terdapat
pada akar . Flora mangrove menyerap air dengan salinitas tinggi kemudian
mengekskresikan garam dengan kelenjar garam yang terdapat pada daun.
4.
Tumbuhan mesofit
Tumbuhan mesofit merupakan
tumbuhan yang hidup di lingkungan yang kandungan airnya, kandungan kelembaban
dan temperatur yang cukup. Hidup di habitat dengan tanah yang beraerasi baik.
Bentuk adaptasi pada tumbuhan mesofit umumnya sangat sederhana karena
lingkungan tempat tumbuhnya sudah cocok untuk pertumbuhannya. Dilihat dari
akar, tumbuhan mesofit memiliki akar yang berkembang dengan baik, pada
monokotil memiliki serabut akar dan pada dikotil memiliki akar sekunder. Pada
batang umumnya padat dan tumbuh cabang. Sedangkan pada daun, tumbuhan mesofit
umumnya berwarna hijau dan berkembang dengan baik. Memiliki kutikula dan
terdapat stomata di bawah permukaan daun. Memiliki bentuk yang bervariasi.
V.
ALAT DAN BAHAN
à Alat
1.
Seperangkat alat
tulis.
2.
Kamera.
Ã
Bahan
1.
Pohon korma
2.
Teratai
3.
Ketumpang air
4.
Kaktus
5.
buah naga
VI.
CARA KERJA
1.
Mencari preparat
yang akan di amati.
2.
Mengambil
preparat kemudian mengamati morfologinya yaitu dari akar, batang, daun dan buah
jika berbuah.
3.
Menggambil
gambar dengan kamera.
4.
Menuliskan hasil
pengamatan pada laporan sementara yang telah di berikan.
5.
Melakukan hal
sama setiap perwakilan tanaman xerofit,
hidrofit dan mesofit.
VII.
DATA HASIL PENGAMATAN
No
|
Nama tumbuhan
|
Akar
|
Batang
|
Daun
|
1.
|
Ketumpang air
|
Akarnya
serabut
|
Batang
berair,berwarna hijau transparan.
|
Daun
berwarana hijau, bentuk sperti waru,permukaan atat licin dan permukaan bawah
kasar.
|
2.
|
Kaktus
|
Akarnya tunggang
|
batang brwarna hijau,
permukaan licin.
|
Daun mereduksi
menjadi duri.
|
3.
|
Buan
naga
|
Akar serabut
|
Batang berwarna
hijau, bentuknya segitiga
|
Daun mereduksi
menjadi duri.
|
4.
|
Kurma
|
Akar
serabut
|
Batang
berbentuk silindris.
|
Daun
berpelepah, sejajar berbentuk pita
|
5.
|
Hydrila
|
Akar
serabut
|
Batang
silinder berbentuk silindris.
|
Daun meruncing berwarna hijau.
|
6.
|
Teratai
|
Tidak
memiliki tudung akar maupun buku akar.
|
Mrnyokong
dan mengapung diatas air, sebagian besar batang tenggelam didalam air.
|
Daun
pipih melebar, bentuk melingkar dan tepi daun bergerigi.
|
|
|
|
|
|
VIII.
DESKRIPSI DATA
Dari data hasil
pengamatan dapat terlihat preparat yang diamati antara lain perwakilan dari
tumbuhan mesofit yaitu ketumpang air. Pada tumbuhan Xerofit yaitu kaktus,buah
naga dan kurma. Kemudian pada tumbuhan hydrofit terdapat hydrila dan teratai.
Pada praktikum ini kami mengamati morfologinya saja yakni meliputu akar,
batang, dan daun.
IX.
PEMBAHASAN
1.
KETUMPANG AIR
2.
KAKTUS
Kaktus
adalah nama yang diberikan untuk anggota tumbuhan berbunga family cactaceae.Kaktus
dapat tumbuh pada waktu yang lama tanpa air. Kaktus biasa ditemukan di
daerah-daerah yang kering (gurun). Kata jamak untuk kaktus adalah kakti
Kaktus memiliki akar yang panjang untuk mencari air dan memperlebar penyerapan
air dalam tanah Air yang diserap kaktus disimpan dalam ruang di batangnya.
Kaktus juga memiliki daun yang berubah bentuk menjadiduri sehingga dapat
mengurangi penguapan air lewat daun Oleh sebab itu, kaktus dapat tumbuh pada
waktu yang lama tanpa air.
Habitat
Hanya seperempat dari
keseluruhan total spesies kaktus yang hidup di daerah gurun. Sisanya hidup pada
daerah semi-gurun, padang rumput kering,hutan maranggas , atau padang
rumput. Umumnya, tumbuhan ini hidup di daerah beriklim tropis dan subtropics
Morfologi
Kaktus termasuk ke dalam
golongan tanaman sukulen karena mampu menyimpan persediaan air di batangnya.
Batang tanaman ini mampu menampung volume air yang besar dan memiliki bentuk
yang bervariasi. Untuk dapat bertahan di daerah gurun yang gersang, kaktus
memiliki metabolisme tertentu. Tumbuhan ini membuka stomatanya di malam hari
ketika cuaca lebih dingin dibandingkan siang hari yang terik. Pada malam hari,
kaktus juga mengambil CO2 dari lingkungan dan menyimpannya di
vakuola untuk digunakan ketika fotosintesis berlangsung (terutama pada
siang hari) Banyak spesies dari kaktus yang memiliki duri yang panjang serta
tajam. Duri tersebut merupakan modifikasi dari daun dan dimanfaatkan sebagai
proteksi terhadap herbifora Bunga kaktus yang berfungsi
dalamrep-roduksi tumbuh dari bagian ketiak atau areola dan melekat pada
tumbuhan serta tidak memiliki tangkai bunga
Hama dan penyakit
Penyakit yang umumnya menyerang
kaktus disebabkan oleh bakteri dan cendawan. Infeksi akibat bakteri dan
cendawan dapat menyebar dengan cepat sehingga perlu dilakukan pembuangan bagian
yang terinfeksi kemudian dilakukan pencangkokan. Hama yang sering menyerang
kaktus adalah yang menghisap cairan kaktus. Kerusakan bagian tertentu dari
kaktus juga dapat disebabkan terbakarnya jaringan akibat sinar Apabila kaktus
yang biasa diletakkan di tempat teduh secara tiba-tiba dipindahkan ke lokasi
yang terkena sinar matahari secara langsung maka akan timbul perubahan warna
menjadi putih atau coklat pada bagian yang terekspos oleh sinar matahari.
Kegunaaan kaktus bagi
manusia
Berbagai jenis kaktus telah
lama dimanfaatkan manusia sebagai sumber pangan, salah satunya adalah Spesies
ini banyak dikultivasi untuk diambil buah dan batang mudanya. Buah Opuntia
banyak diolah menjadi selai yang disebut queso de tunaSementara itu,
batang muda Opuntia yang dikenal sebagai nopalitos akan
dikuliti dan digoreng, dikukus, atau diolah menjadi acar dalam cuka asam-manis.
Sekarang ini, juga masih dimanfaatkan sebagai pakan ternak, kosmetik, dan
obat-obatan. Dulunya, spesies kaktus dimanfaatkan sebagai bahan dasar untuk
pembuatan roti. Namun tepung ini sudah tidak lagi dimanfaatkan karena
masyarakat lebih menyukai tepung dari jagung. Bagian akar dari juga diolah
dalam cairan gula untuk dijadikan permrn Bagian akar berkayu ataupun pembuluh
vascular yang mengandung lignin dari kaktus juga dimanfaatkan sebagai bahan
bangunan dan bahan bakar.
3.
BUAH NAGA
Buah
naga, termasuk jenis super red, merupakan kelompok tanaman
kaktus atau famili Cactaceae (subfamili Hylocereanea). Buah ini termasuk genus
Hylocereus yang terdiri dari beberapa spesies, di antaranya
adalah buah naga yang biasa dibudidayakan clan bernilai komersial tinggi.
Secara lengkap, klasifikasi buah naga disajikan sebagai berikut.
Divisi: Spermatophyta (tumbuhan
berbiji)
Subdivisi : Agiospermae (berbiji tertutup)
Kelas : Dicotyledonae (berkeping dua)
Ordo : Cactales
Famili : Cactaceae
Subfamily : Hylocereanea
Genus : Hylocereus
Spesies
- Hylocereus undatus (daging putih)
- Hylocereus polyrhizus (daging
merah)
- Hylocereus costaricensis (daging
super merah atau super red)
- Selenicereus megalanthus (kulit
kuning, daging putih, tanpa sisik)
Di antara
keempat jenis buah naga di atas, hanya tiga jenis pertama yang banyak
dibudidayakan di Indonesia yaitu H. undatus,
H. polythizus, dan H.
costaricensis. Hylocereus undatus paling banyak ditanam
lantaran jenis ini yang pertama kali masuk ke Indonesia. Berbeda dengan tiga
jenis lainnya, jenis Selenicereus megalanthus berkulit kuning, tanpa sisik, dan
ada semacam mata bekas duri seperti nanas.
Secara
morfologis, tanaman buah naga termasuk tanaman tidak lengkap karena tidak
memiliki daun. Untuk beradaptasi dengan lingkungan gurun, tanaman buah naga
memiliki duri di sepanjang batang data cabangnya guna mengurangi penguapan.
Tanaman buah naga merupakan tanaman memanjat dan bersifat epifit. Di habitat
aslinya, tanaman ini memanjat tanaman lain untuk tumbuh. Meskipun akarnya yang
di dalam tanah dicabut, tanaman buah naga masih bisa bertahan hidup karena
terdapat akar yang tumbuh di batang. Akar aerial (akar udara) tersebut mampu
menyerap cadangan makanan dari udara.
Berikut ini
penjelasan lebih lanjut morfologi tanaman buah naga dari akar, batang dan
cabang, bunga, buah, serta biji.
1. Akar
Perakaran buah naga umumnya dangkal, berkisar 20-30 cm. Namun, menjelang
produksi buah, biasanya perakaran bisa mencapai kedalaman 50-60 cm, mengikuti
perpanjangan batang berwarna cokelat yang tertanam di dalam tanah. Dengan
mengetahui daerah perakaran buah naga maka pemupukan dapat dilakukan sesuai
sasaran.
Buah naga
mampu bertahan di daerah kering karena kemampuan akar beradaptasi dengan baik
pada kondisi kekeringan (kurang air). Namun, akar tanaman buah naga umumnya
tidak tahan terhadap genangan air dalam jangka waktu yang lama. Jika tergenang,
akar tanaman buah naga akan membusuk.
Selain akar yang terdapat di dalam tanah, tanaman buah naga juga memiliki akar
yang tumbuh di batang. Akar tersebut biasa disebut akar aerial (akar udara).
Akar ini bersifat epifit yang berfungsi untuk menempel dan merambat pada
tanaman lain. Jadi, meskipun akar dicabut data tanah, tanaman tetap bisa hidup
dengan cara menyerap makanan dan air dari akar udara yang tumbuh pada batang.
Umumnya,
tanaman buah naga menghendaki pH tanah yang normal (pH 6-7). Pada pH tersebut,
tanaman akan tumbuh subur dan mampu berproduksi dengan baik. Beberapa literatur
menyebutkan bahwa akar tanaman buah naga peka terhadap kemasaman tanah (pH <
5). Apabila pH tanah di bawah 5 (masam), akar tanaman menjadi pendek dan rusak.
Akibatnya, pertumbuhan tanaman menjadi larnbat dan kerdil. Namun demikian,
ternyata buah naga yang ditanam di lahan gambut dengan pH 3,5-5,5 juga mampu
berproduksi dengan baik.
2. Batang dan cabang
Batang buah naga berwarna hijau kebiru-biruan atau kehitaman. Batang tersebut
berbentuk segitiga dan sukulen (banyak mengandung lendir). Pada jenis tertentu,
seperti Hylocereus polyrhizus, bila sudah dewasa batang dilapisi oleh lendir.
Dad batang tersebut, akan tumbuh cabang yang bentuk dan warnanya sama dengan
batang. Cabang tersebut berfungsi sebagai “daun” untuk proses fotosintesis.
Fotosintesis berperan untuk menghasilkan fotosiotat (cadangan makanan) yang
penting selama pertumbuhan data perkembangan tanaman buah naga.
Pada batang dan cabang tanaman, tumbuh doss-dots yang pendek data keras. Duri
tersebut terletak pada tepi sudut batang maupun cabang data terdiri 4-5 buah
duri pada setiap titik tumbuh.
3. Bunga
Sekilas, bunga mirip dengan kulit buah nenas. Seluruh permukaan bunga tertutup
oleh mahkota yang bersisik. Bentuknya corong memanjang, berukuran sekitar 30
cm. Kelopak bunga berwarna hijau. Jika kelopak bunga berwarna merah, pertanda
bahwa bunga tidak akan menjadi buah. Selang beberapa had, akan terlihat mahkota
bunga yang berwarna putih di dalam kelopak bunga tersebut. Bunga akan mekar
pada sore had dan akan mekar sempurna pada malam had sekitar pukul 22.00 (night
blooming cereus). Saat mekar, mahkota bunga bagian dalam berwarna putih bersih.
Di dalamnya terdapat benang sari berwarna kuning dan akan mengeluarkan aroma
harum. Sementara di bagian tengahnya terdapat tangkai dan kepala putik.
Keesokan harinya, setelah terjadi penyerbukan, mahkota bunga akan layu. Hal
tersebut menandakan awal dad tahap pembuahan.
4. Buah
Bentuk buah ada yang bulat dan bulat panjang. Umumnya buah berada di dekat
ujung cabang atau pertengahan cabang. Buah bisa tumbuh lebih dari sates pada
setiap cabang sehingga terkadang posisi buah saling berdekatan. Kulit buah
berwarna merah menyala seat buah matang dengan sirip berwarna hijau, berukuran
sekitar 2 cm. Seat matang sempurna, daging buah sangat tebal, berair (inky),
dan warna daging buah sangat menawan (tergantung jenisnya). Daging buah dihiasi
dengan tebaran biji-biji kecil berwarna hitam pekat. Ketebalan knit buah
sekitar 1-4 mm. Rata-rata bobot buah umumnya berkisar 400-800 g/buah,
tergantung jenis buah naga yang dibudidayakan.
5. Biji
Biji buah naga berwarna hitam dengan bentuk bulat kecil, pipih, dan sangat
keras. Sekilas, biji buah naga mirip dengan biji wijen. Setiap buah mengandung
lebih dari 1.000 biji. Berbeda dengan buah berbiji lainnya, biji buah naga yang
kecil itu dapat dimakan bersama dengan daging buahnya.
Biji dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman secara generatif. Namun, cara
tersebut jarang dilakukan karena memerlukan waktu yang cukup lama sampai
tanaman berproduksi. Hasil buah dari biji pun belum tentu sesuai yang
diharapkan karena sifat keturunannya merupakan gabungan day kedua induknya.
Namun, bagi para pemulia tanaman (breeder), biji merupakan plasma nutfah yang
dapat digunakan untuk menghasilkan varietas bar yang lebih baik (unggul).
4.
KURMA
5.
HYDRILLA
6.
TERATAI
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi:
Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi:
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas:
Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub
Kelas: Magnoliidae
Ordo:
Nymphaeales
Famili:
Nymphaeaceae
Genus:
Nymphaea
Spesies:
Nymphaea lotus
Kerabat Dekat
Teratai Putih, Teratai,
Teratai Merah
Morfologi Daun dan Batang
Teratai (Nymphae sp.)
Secara umum teratai (Nymphae sp.)
memiliki struktur morfologi sebagai berikut:
- Teratai
(Nymphae sp.) adalah tanaman yang beradaptasi dengan lingkungan
yang memiliki ketersediaan air yang melimpah dan kelembapan yang tinggi. Nymphae
sp. hidup di kolam atau danau.
- Nymphae sp.
memiliki daun yang lebar dengan bentuk yang melingkar, dan tepi daun
bergerigi. Sebagian besar daun-daun ini mengapung di atas air agar dapat
mengambil oksigen yang ada di udara. Daun dapat mengapung karena adanya
ruang udara yang berkembang dengan baik.
- Pada
permukaan adaksial atau atas, daun Nymphae sp. berwarna hijau dan
stomata banyak ditemukan pada bagian ini sedangkan pada bagian abaksial
atau bawah, daun Nymphae sp. berwarna keunguan dan terdapat tulang
daun besar serta tulang daun kecil. Pada daun bagian abaksial biasanya
tidak di temukan adanya stomata.
- Nymphae sp.
memiliki batang yang berfungsi untuk menyangga daun mengapung di atas air.
Batang sebagian besar tenggelam di dalam air, namun ada beberapa yang
muncul di atas permukaan air. Batang memiliki ruang udara yang berkembang
dengan baik.
.
Selain berfungsi sebagai penyokong dari daun, batang
juga berfungsi untuk mengasorbsi nutrisi yang dibutuhkan oleh Nymphae sp..
- Sistem
akar pada hidrofi seperti Nymphae sp. kurang berkembang dengan baik
dan tidak memiliki bulu akar maupun
tudung akar. Akar pada Nymphae sp. memiliki fungsi utama sebagai
jangkar, pelekat atau pencengkeram. Absorbsi lebih Ban yak dilakukan oleh
batang dan daun.
X.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA